Hidup adalah perpaduan antara harapan harapan dan beberapa kekhawatiran. Harapan terwujud dalam impian dan resolusi hidup yang kita buat. Kekhawatiran menjelma dalam rasa takut dan kegelisahan.
Saya punya banyak impian yang saya tuangkan di dalam proposal kehidupan. Sebagian besar aktivitas saya fokus merealisasikan apa yang tertulis dalam proposal hidup itu. Kehidupan saya penuh gairah dan semangat karena setiap desah nafas dipenuhi berbagai harapan.
Namun, saya juga memiliki kekhawatiran. Sebagai seorang pebisnis kekhawatiran utama adalah tidak bisa menggaji karyawan dan kebangkrutan usaha. Sebagai orang tua khwatir bila tidak bisa menjadi suri tauladan bagi darah daging saya. Sebagai anak khawatir tidak bisa membahagiakan orang tua dan khawatir membuat mereka kecewa telah melahirkan saya. Sebagai suami saya juga memendam rasa khawatir sehingga muncul pertanyan, “Apakah saya sudah memberikan yang terbaik untuk belahan jiwaku?”
Sebagai pimpinan pesantren wirausaha terkadang juga khawatir, apakah para alumninya bisa menjadi pengusaha. Apakah mereka bisa memutus rantai kemiskinan di keluarganya? Apakah curahan energi, waktu dan biaya yang kami alokasikan sebanding dengan hasilnya?
Sebagai pengkader trainer sering juga muncul rasa takut, mungkinkah trainer yang saya kader bisa menjadi hebat di panggung sekaligus hebat dalam kehidupan nyata? Sebagai trainer saya juga gelisah, apakah para peserta training yang menghadiri kelas saya memperoleh manfaat melebihi investasi yang sudah mereka keluarkan?
Saya juga sering gelisah, jangan-jangan saya hanya pandai berucap tapi malas dalam bertindak. Saat menulis untuk web inipun saya terkadang khawatir, mungkinkah tulisan ini bisa memberi manfaat, menginspirasi dan menghibur para pembacanya?
Harapan dan kekhawatiran harus selalu ada dalam diri kita. Tanpa harapan hidup Anda hampa dan tidak bergairah. Tanpa kekhawatiran, Anda bisa merasa paling hebat dan tak mau berbenah. So, apa harapan dan kekhawatiran Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar